Nusantara mempunyai cakupan yang sangat luas dari adat istiadat, pola hidup di satu tempat, cara berpikir kedaerahan lalu jadilah budaya mengakar ada di dalamnya. Pasti pola berpikir manusia didalamnya membuat tata cara, etika, sangat berbeda. Bahasa mempengaruhi, pakaian mempengaruhi, cuaca mempengaruhi, menjadi tulisan, menjadi percakapan, menjadi simbul-simbul unik dan berbeda.
Manusia di Nusantara sangat kaya sekali dengan perbedaan. Kesukuan luar biasa banyaknya menghasilkan budaya Nusantara. Bahasa daerah satu tempat di tempat lainnya sudah pasti berbeda. Pengertian tentang hidup membawa saya mencari tahu apa bisa dipola, dirumuskan, dituliskan menjadi lebih menarik bahwa Fiilsafat Nusantara adalah murni hasil beribu banyaknya kesukuan daerah menghasilkan cara pandang berbeda. Kelemahan dari tulisan Filsafat Nusantara adalah gagas budaya tertentu tidak memiliki tuan, tentang siapa yang mengawali pemikiran tersebut. Karena cakupan budaya dan berdasarkan pemahaman kesukuan telah disepakati. Memang dari sisi etika adalah norma-norma budaya dan tak pernah tertulis. Namun berdasarkan Filsafat Nusantara dapat disesuaikan digabungkan dalam perumusan. Karena cakupan Filsafat Nusantara adalah cakupan budaya maka diperlukan ide menarik mensistematiskan. Perbedaan di satu tempat dengan tempat lainnya menambah warna bermacam-macam. Pencarian hal yang unik mendalam membantu memudahkan penulisan.
Mengenai pengetahuan mereka tentang terjadinya alam semesta, dan jawaban mereka membuat cara tersendiri untuk dapat dimengerti tentang alam dapat membantu. Kejadian tentang terjadinya manusia sudah mereka yakin seperti halnya agama. Tentunya terlepas dari aliran keyakinan keagamaan yang sudah diketahui. Penulis ingin selidiki bahwa apakah ada yang berbedaan, bahkan jika banyak perbedaan maka lebih menarik. Pengetahuan tentang kebudayaan di Nusantara adalah gagasan kesukuan tertentu tentang alam dan memaknai beragam cara upacara disetiap suku sangat berlainan. Berdasarkan luasnya cakupan maka penulis akan membagi hal yang sangat diperlukan untuk menyusun dan Merumuskan Filsafat Nusantara.
Cara berpikir dituliskan untuk menghubungkan budaya dengan hal filosofi. Lalu landasannya dapat memandang tentang hidup, alam, dan keyakinan tentang penciptaan, kematian, ketuhanan, spekulasi, ramalan, atau bersifat. Memfokuskan pada ruang lingkup manusia berpikir dan bertindak. Walau sudah menjadi keseharian mereka itu adalah kekuatan tersendiri dalam mengolah pemikiran mereka menjadi perjalanan hidup. Masyarakat di kota sudah banyak melandasi pada aturan tertulis atau hukum. Namun sangat berbeda sekali etika, dan hukum mereka dalam menanggapi satu permasalahan hidup. Apa yang mereka pikirkan dalam menanggapi setiap permasalahan? Apa yang mereka yakini dalam hidup? Apa yang membuat mereka terus pada keyakinan? Membutuhkan menerima pemikiran mereka agar dapat dirumuskan. Prosesnya pasti memakan waktu dan kesabaran untuk dapat mengerti maksud dari pemikiran mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar